Aku mencintaimu. Sangat. Dari kepala sampai ujung kakiku, cuma kamu yang aku puja.
Dan, akan selalu seperti itu.
Kamu metadon terbaik yang memabukkanku.
Mentari pagi yang menghangatkanku, temaram malam yang membangkitkan gairahku.
Ya, aku telah mengikat diriku dalam janji untuk selamanya mencintaimu.
Aku tahu, aku tahu aku tidak harus begitu.
Hanya saja, itu terjadi dengan sendirinya.
Seperti aku sedang menikmati setiap detik nafasku berburu tenggelam dalam pusaran pesona dirimu.
Demi TUHAN, aku gila. Ya, aku menggilaimu. Dan, kamu membuatku tergila-gila.
Ironis, memang, meski aku menyadarinya aku tidak ingin cepat-cepat mengakhirinya.
Aku menginginkanmu lagi, lagi, dan lagi. Dahagaku tak terpuaskan.
Indah dirimu hanya telah sedemikian hebatnya menyihirku. Sangat hebat.
Tetapi, hari ini, demi TUHAN, aku lelah. Aku terlalu lelah berlari.
Dan, aku ingin berhenti sebelum sampai di garis finish.
Melepasmu seperti bangkit meninggalkan kursi pesakitan.
Seperti menghirup udara kebebasan. Seperti berjalan telanjang kaki.
Seperti menikmati mentari sore. Seperti berbaring di atas rumput.
Seperti memenangkan lotere.
Semoga, ini bukan ingkar atas janji yang belum sempat kubisikkan ditelingamu. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar