November 16, 2012

Sendu, Kecantikan Teluk Ha Long



Sudah menjadi salah satu cita-cita saya menyambangi Teluk Ha Long atau yang populer disebut Ha Long Bay. Kecantikan area seluas 1.553 km2 yang terletak di Provinsi Quang Ninh, Vietnam, ini berhasil menyihir saya sejak pertama kali saya mendapati beberapa gambarnya di dunia maya.

Dan akhirnya, barulah pada 3 November 2012, saya dan empat sahabat lainnya berkesempatan juga mengunjungi wilayah yang didapuk menjadi salah satu world heritage versi Unesco tersebut. Untuk sampai ke Ha Long Bay, saya pertama-tama tiba di Hanoi, ibukota Vietnam.

Saya dan empat sahabat saya memutuskan menyewa jasa tour and travel setempat untuk menikmati Ha Long Bay. Selain harga yang ditawarkan tak jauh berbeda, perjalanan menjadi lebih ringkas dan hemat waktu. Saat itu, kami dipatok merogoh kocek 105 dollar AS per orang, dengan fasilitas yang diberikan menginap dua hari satu malam di kapal pesiar mini, makan 5 kali, wisata gua, kayaking, serta pantai. Selidik punya selidik, harga itu masih bisa ditawar yang antara lain bergantung musim. Beruntung, November bukanlah high season atau peak season. Harga yang kami peroleh boleh dibilang murah.

Saya dan empat sahabat saya dijemput dari hotel kami menginap di distrik Hoan Kiem, Hanoi. Sekadar informasi saja, tempat ini merupakan pusat kota yang dikelilingi oleh berbagai wisata sejarah, seperti kuil terapung, Cathedral, pasar malam hingga pusat kuliner lokal. Wisata makan dan belanja pernak-pernik lokal adalah aktivitas paling murah dan menyenangkan yang bisa dilakukan.

Oh ya, menyambung perjalanan ke Ha Long Bay. Kami dijemput petugas tour and travel menggunakan mini bus berkapasitas 22 penumpang. Kami berbaur dengan sekitar 18 turis lainnya, empat orang turis asal Filipina, dua orang dari Taiwan, dua orang Spanyol, tiga orang Inggris, empat orang Jerman, satu orang Perancis, satu orang Austria, satu orang Kanada, dan kami berlima dari Indonesia. Satu persatu kami memperkenalkan diri dalam perjalanan darat menuju Ha Long Bay.

Dari Hanoi menuju Ha Long Bay berjarak sekitar 170 km. Tetapi, butuh kurang lebih empat jam untuk sampai ke dermaga Bay Cai. Maklumlah, supir yang bertugas mengantar kami mengemudi dengan kecepatan di bawah 60 km per jam. Serius!

Dari Bay Cai, kami sudah bisa melihat pulau karang atau banyak orang juga menyebutnya lagun. Kami dibawa ke kapal kayu bermotor dengan kapasitas sekitar 20 penumpang. Hanya 5 menit dari Bay Cai, kami diantar masuk ke Dragon Star Cruise, sejenis junk atau sederhananya kapal pesiar mini ala penduduk lokal. Ada sekitar 7 atau 8 kabin kamar di dalamnya, satu restoran dengan mini bar, dan terdapat dapur di bagian belakang dek. Di atas dek, terhampar ruang terbuka cukup luas untuk turis bersantai.

Selesai berkeliling kapal, kami hanya diberi waktu sekitar 30 menit untuk melepas lelah di masing-masing kamar, sambil berbenah tentunya, sebelum bersantap siang bersama dan wisata gua. Ah, kamarnya mewah sekali. Tempat tidur dan kamar mandinya nyaman dan bersih. Menurut saya, 105 dollar AS, tidak ada artinya.



Cave of Surprises
Sung Sot Cave atau Cave of Surprises. Begitulah, petugas tour and travel kami menyebut gua yang dikunjungi. Menurut sejarah, gua yang terletak di Bon Hon Island ini gua terbesar di Ha Long Bay. Perlu menaiki puluhan anak tangga untuk bisa sampai di mulut gua. Agak melelahkan memang!

Kendati begitu, pemandangan di dalam gua cukup membayar loh. Petugas tour and travel mengatakan, pengunjung harus memiliki daya imajinasi yang tinggi untuk dapat melihat bentuk-bentuk karang yang antara lain, menyerupai dewi Kwan Im, Budha, Naga, dan lain sebagainya. Dan, benar saja. Beberapa kali saya mendapati batu karang yang dimaksud.

Selesai dari gua, kami dibawa menikmati sore dengan kayaking. Perahu kayak hanya menampung dua orang. Sehingga, kami harus berpencar dengan turis lainnya. Awalnya, saya dan Ocha sempat bingung dengan aktivitas ini. Tidak ada satu pun dari kami yang mengerti caranya mengayuh perahu kayak, sampai lama kelamaan kami menguasai.

Meski cuaca sore itu mendung, ada banyak kayak lalu lalang mengitari pulau karang terdekat. Konon, nyaris 2.000 pulau karang tersebar di Ha Long Bay, 435 tanaman, 22 spesies hewan laut, 76 spesies burung, 315 spesies ikan dan 234 jenis koral. Sayang, satu jam berlalu cepat sekali, dan kami harus kembali ke kapal masing-masing.


Romansa Malam di Ha Long Bay
Usai kayaking, peserta bersih-bersih dan diminta kumpul untuk makan malam. Asal tahu saja, aktivitas satu ini bukan sekadar mengisi perut, tetapi juga memanjakan lidah. Makanan yang disajikan benar-benar istimewa. Mulai dari, udang, cumi, ikan, dan babi, hingga spring roll yang diklaim sebagai makanan khas penduduk setempat.

Selesai makan, turis bebas melakukan aktivitas apapun di kapal. Sebagian kembali ke kamar masing-masing, sebagian yang berasal dari satu negara berkumpul bersama, ada juga yang mengobrol dan bertukar di dek atas. Saya, Ocha, dan sekeluarga Filipina memilih berkaraoke ditemani berkaleng-kaleng bir dan petugas kapal.

Seru sekali! Sampai waktu menunjukkan pukul 11 malam, dan satu persatu peserta berhamburan dan masuk ke kamar masing-masing.

Esok paginya, kami diajak mendaki tebing. Dari puncak tebing, pengunjung bisa melihat pemandangan ke sekitar Ha Long Bay. Dilanjutkan aktivitas selanjutnya, berenang di pantai setempat. Sayang, selain karena cuacanya yang relatif dingin, yakni 18 derajat celcius, pantai yang kami kunjungi juga tidak se-cantik yang dibayangkan. Batas aman berenang cukup pendek. Jadilah, saya sebagai penonton sambil meringkuk kedinginan.

Honeymooners pasti suka menghabiskan waktu di Ha Long Bay. Pertama, karena tidak ada hiruk pikuk seperti di Hanoi. Sangat tenang. Kedua, baik pagi, siang, sore, ataupun malam, suasana Ha Long Bay sangat romantis. Sendu dengan tabur cahaya matahari ataupun bulan.