September 08, 2009

TV One dan Acara Sumbangan Korban Gempa Tasikmalaya dan Bandung



Semalam, Minggu (6/9), saya terpaksa menyaksikan acara bertajuk "Satu Untuk Negeri Peduli Jabar" di TV One. Saya bilang terpaksa karena, pertama, saya kurang suka menonton televisi. Kedua, TV One, bagi saya tidak memenuhi syarat jurnalisme dalam menyajikan berita.

Nah, yang saya ingin persoalkan, kekonyolan penayangan acara TV One. Bagaimana tidak, entah untuk alasan kurang kerjaan atau pengen aksi pamer. Acara "Satu Untuk Negeri Peduli Jabar" mempertontonkan petinggi-petinggi perusahaan ternama, pengusaha-pengusaha sukses dari KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), dan mereka-mereka berkantong tebal yang mengatasnamakan pribadi saling unjuk angka memberikan sumbangan untuk korban gempa Tasikmalaya dan Bandung, beberapa hari lalu.

Gosh!!!
Apa yang ada di otak sang produser?
TV One mempublikasikan acara yang mempertontonkan orang-orang tajir seperti di acara lelang, memprovokasi pundi-pundi amal seseorang atau sekelompok orang (meskipun, mungkin tujuannya baik).

Saya pribadi sih, memang belum memberikan apa-apa untuk saudara-saudara saya di Tasikmalaya dan Bandung. Saya tidak punya 20 juta, 200 juta, atau pun 5 miliar untuk saya sumbang. Pun, kalau saya punya sebanyak itu, saya tidak bakal menyebutkannya dengan lantang di depan publik, disiarkan di depan kamera televisi dan ditonton ratusan juta bahkan miliar pasang mata di Indonesia dan dunia. Untuk apa? Apa gunanya? Astaga, pamrih sekali bangsa ini! Gila pencitraan sepertinya.

TV One tentu mengeruk keuntungan lain dari tayangnya acara tersebut. Traffic-nya bisa jadi padat. Iklan berebut minta ruang untuk pamer produk mereka. Pundi-pundi perusahaan pun menggelembung. Ya ya ya, silahkan nikmati hasil keringat kalian itu. Hasil keringat dari hasil eksploitasi kalian terhadap bencana yang tengah menimpa saudara-saudara kita itu.

Mungkin saya terdengar berlebihan menanggapi acara ini. Saya cuma heran, bagaimana bisa ya, niat baik menolong sesama dijadikan alat mempertebal kantong dan menaikkan pride seseorang atau sekelompok orang.

Tanpa bermaksud buruk, saya rasa, orang-orang model ini lebih patut ditolong dan didoakan, bukan para korban gempa Tasikmalaya dan Bandung. Karena, gempa benar-benar meruntuhkan mental dan menggerogoti sisi kepedulian sosial mereka yang sebenarnya. Tak heran, acara bakti sosial macam di TV One itu jadi ajang pamer. Walaupun, secara fisik, gempa telah merobohkan rumah-rumah dan menghilangkan banyak nyawa saudara-saudara kita di Tasikmalaya dan Bandung.

Jika kau memberi dengan tangan kanan, bukankah tangan kirimu tidak perlu tahu? Sudahilah! Tolong. Jangan sampai Tuhan menegur dengan mengguncang bumi kita dengan gempa yang lebih besar lagi bagi bangsa ini.

Tidak ada komentar: